FKP BUTON GELAR COFFE BREAK, BANGUN MASYARAKAT PRODUKTIF


BUTON, TRIBUNBUTON.COM

Forum Komunikasi Pemuda (FKP) Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara menggelar dialog. Dialog mengangkat tema “Pengembangan sektor pertanian, kemana arahnya?”.

Dalam sambutannya, Bupati Buton, La Bakry, mengatakan sektor pertanian harus menjadi unggulan daerah. Olehnya itu, melalui kegiatan dialog kiranya bisa menjadi semangat antar sesama OPD dalam berkoordinasi mengembangkan sektor pertanian di bumi penghasil aspal.

“Kemudian setelah pertanian bisa melaksanakan lagi kegiatan lainnya seperti membahas sektor perikanan,” ucapnya.

Bupati menyambut baik atas terselenggaranya kegiatan dialog tersebut. Ketua DPD Golkar Buton ini berharap dapat di full ap oleh dinas/OPD teknis masing-masing. Kabupaten Buton masuk dalam salah satu daerah penghasil kelapa di Indonesia.

Jika potensi itu dikelola secara maksimal tentu akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain kelapa, kata dia, pala juga menjadi salah satu komoditi unggulan yang harus dikembangkan dan digenjot untuk meningkatkan Pendapatan perkapita masyarakat di Buton.

“Sebab harga jual di pasaran mencapai Rp 80 ribu perkilo lebih tinggi dibanding jambu mete,” ujarnya.

Pemkab mendorong sektor pertanian, sehingga melalui sektor ini diharapkan perekonomian masyarakat meningkat sampai 50 persen. Dan diharapkan saat 100 tahun Indonesia merdeka pendapatan masyarakat mencapai Rp 20 juta perbulan.

“Pertanian mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah pusat. Dua tahun terakhir kita akan mendorong sektor pertanian karena mayoritas Penduduk Buton selain nelayan juga pertanian,” jelasnya.

Sementara itu, Koordinator FKP Kabupaten Buton, Muhammad Risman menuturkan Coffe Break ini mengangkat tema soal pertanian, karena pertanian merupakan salah satu sektor unggulan. Sekaligus melihat semangat Bupati Buton melalui dinas terkait dalam mengembangkan sektor pertanian.

“Dialog tadi membahas sektor pertanian, maka yang menjadi pembicara utama adalah Pak Dewangga, selaku Kadis pertanian. Beliau menjelaskan sangat banyak terkait program pertanian yang sudah dikembangkan. Namun, kondisi virus corona banyak program yang seharusnya bisa berjalan di tahun 2020. Tapi, Dinas pertanian tetap berusaha dengan potensi yang ada,” tuturnya.

Lanjut dia, Dalam diskusi tadi, hampir semua Dinas yang terkait yang hadir telah memberikan program-program yang sudah direncanakan, dan juga beberapa kendala. Tapi melalui forum dialog tadi, sudah menjadi catatan bersama untuk segera dicarikan jalan keluarnya.

Ia menyebutkan, dalam Coffe Break tersebut menghasilkan beberapa catatan untuk ditindaklanjuti yaitu : Pertama, Dinas pertanian sebagai teknis lebih intens berkoordinasi dengan dinas/OPD terkait. Karena banyak menjadi kendala dari kurangnya koordinasi, misalkan pembebasan lahan di desa. Kadang tidak diketahui sehingga perlu koordinasi.

Kedua, pengembangan sektor pertanian membutuhkan pasar, baik didalam daerah maupun diluar. Olehnya itu Dinas Perdangangan sebagai instansi terkait bisa berkoordinasi dengan dinas pertanian, untuk mencari pasaran kebutuhan hasil pertanian.

Risman ini berharap beberapa catatan yang dihasilkan dalam Coffe Break tersebut bisa ditindaklanjuti oleh dinas terkait agar melalui potensi pertanian bisa memakmurkan masyarakat Kabupaten Buton kedepannya.

Dalam dialog tersebut di buka oleh Bupati Buton, La Bakry. Dihadiri Kepala Dinas Pertanian, Dewangga, dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Kepala Bank Sultra, Agus Saleh Hidayat dan para Camat. (Cr1)