KETIKA KITA PEDULI SAMPAH....



Pada tanggal 19 Nopember 1018, masyarakat Pulau Kapota, dikejutkan dengan  seekor Ikan Paus. Ikan Paus  mati. Terdampar di bagian utara pulau mungil yang terletak di depan Wangiwangi, Ibukota Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Penasaran, ingin mengetahui penyebab kematiannya. Penduduk mencoba menoreh perut Paus dengan sebilah parang. Setelah perut robek dan terburai,  nampak onggokan sampah plastik. 

Sampah plastik yang ada dalam perut Paus, diperkirakan beratya  5 kg.  Merekapun menyimpulkan bahwa penyebab kematian Ikan Paus, ini karena mengonsumsi sampah plastik. 

Jalur Migrasi

Selat antara Wakatobi dan Pulau Buton adalah jalur migrasi Ikan Paus. Kawanan ikan raksasa ini bermigrasi dari Utara ke Selatan.Demikian sebaliknya pada bulan April dan bulan Oktober. Menurut para ahli perikanan jalur ini terdapat plankton yang banyak. Selain itu, memiliki banyak ikan.

Migrasi kawanan Ikan Paus menguntungkan Wakatobi.  peristiwa alami, ini dapat dikemas menjadi daya tarik wisata.  Sejauh ini sudah dimanfaatkan penduduk lokal sebagai obyek wisata, yakni menyaksikan Ikan Paus dan  kawanan Ikan Lumba Lumba. 

Meski kematian Ikan Paus yang diduga karena mengonsumsi sampah plastik. Mungkin  tidak seluruhnnya  sampah plastik di perairan Wakatobi. Namun sebagai daerah tujuan Wisata kelas Dunia, masyarakat seyogyanya semakin menyadari bahaya sampah plastik terhadap lingkungan hidup.  Karena isu isu lingkungan global,  sensitif terhadap kematian ikan akibat mengosumsi sampah plastik. 

Menurut informasi yang diperoleh banyak tempat wisata yang peminatnya menurun karena tekananan oraganisasi pemerhati lingkungan hidup dunia. Dinilai otoritas setempat tidak peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup.
Demikian pentingnya ekosistem dan lingkungan hidup dijaga dan dilestarikan karena berefek terhadap pengelolaan pariwisata. Apalagi Wakatobi sebagai tempat tujuan wisata minat khusus yang telah terkenal di dunia. 

Tidak hanya di darat, di lautpun sampah plastik telah menjadi ancaman serius bagi lingkungan hidup. Meski sampah didaratan kerap menggunung. Namun tetap bisa diatasi. Berbeda dengan membuang sampah di laut. Butuh upaya komprehensif dan berkelanjutan. Dan penting kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke laut. 

Ketika sampah di buang ke laut. Terombang ambing mengikuti putaran arus dan angin. Dalam kondisi demikian,  sampah plastik rawan termangsa ikan. Terutama sampah plastik,  lambat laun nyasar ke pulau pulau kecil. Sampah sampah tersebut "mengotori"  pantai pantai berpasir putih. Selain mempengaruhi ekosistem lingkungan pantai,  juga mengganggu kenyamanan wisatawan. 

Peduli Sampah Plastik

Sejauh yang diamati kepedulian pengelola kapal yang melayari : Wanci-Kendari,  Wanci-Baubau, Kamaru-Wanci, menggembirakan Menyiapkan tempat sampah berupa kantong plastik ukuran jumbo. Meskipun kerap masih disaksikan penumpang membuang sampah ke laut.

Kapal fery Bahatermas II, tiga bulan terakhir, menghimbau para penumpang menjaga kebersihan kapal. Melalui pelantang suara, manajemen mengumumkan untuk tidak membuang sampah ke laut. Menghimbau menaruh sampah pada tempat yang disediakan di masing masing deck. 

Upaya komunikasi, informasi dan edukasi
seperti yang dilakukan manajemen KMP Bahtramas II, diharap mengilhami manajemen kapal penumpang yang melayari Wanci-Kendari. Selain dari penyiapan tong sampah yang telah baik - disediakan selama ini. Akan lebih baik  jika manajemen mengingatkan para penumpang,  melalui pelantang suara, himbauan tidak membuang sampah sembarangan 

Sejauh yang diamati, himbauan seyogyanya disampaikan sesat kapal meninggalkan pelabuhan dan sesaat kapal akan merapat dipelabuhan tujuan atau pelabuhan transit. 

Membuang sampah sembarangan ditengarai berpengaruh buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan hidup.  Masyarakat bersama penentu kebijakan diharap bersenergi, menungkatkan kesadaran untuk menumbuhkan kebiasaan pola hidup bersih dan sehat.

Membiasakan hidup teratur memang butuh waktu panjang. Diperlukan sebuah tanggung jawab individu dan kelompok.
(***)