TRADISI "GANDA" PINGITAN ANAK GADIS DI BETOAMBARI



BAUBAU, TRIBUN BUTON.COM

Tradisi "GANDA" yang rutin diadakan masyarakat etnis Lipu-Katobengke, Kecamatan Betoambari, sering kali menjadi pemandangan tersendiri. Tradisi ini diadakan setelah perayaan hari raya Idul Adha (qurban) selesai.  

Lamado pemilik hajatan mengatakan tradisi ganda merupakan sesuatu yang wajib dilakukan para orang tua yang memiliki anak gadis. Selain untuk melanjutkan tradisi, di acara ganda ini akan menemukan nilai-nilai kebersamaan dan gotong-royong yang saat ini jarang ditemukan lagi.

"Dalam prosesi nya, Acara ganda merupakan proses pingitan anak gadis yang telah menginjak dewasa (Akil baliq)," ujarnya.

Dalam pelaksanaannya, acara ini dilakukan tujuh hari tujuh malam, dipimpin 'pande' (pandai gendang). Didahului dengan proses pembuatan kosali/sabua, kemudian proses metofaa/mandi atau mencuci  pakaian para gadis di laut terdekat diiringi barisan banyak orang. Kemudian setelah malam harinya acara kabelai/penanda acara ganda siap dimulai.

Acara ganda sebelum dilakukan, pemilik hajatan terlebih dahulu meminta izin kepada parabela (kepala adat) untuk menentukan hari baik dalam pelaksanaan nya nantim Kemudian setelah ditentukan waktunya, kepala adat akan menyampaikan kepada masyarakat melaui wacinya (wakil) bahwa acara ganda akan dilaksanakan. (p2)